Senin, 15 November 2010

cerita SMA q ( bagai pungguk merindukan bulan.,,hahay)

Aku banyak berpikir hari ini. Entah mengapa aku jadi ingat sang idolaku. Kakak kelasku. Yang paling ku sayang. Aku benar-benar rindu dengannya. Tapi aku tidak punya keberanian mengungkapkannya. Aku hanya bisa diam disini. Melukiskan semua perasaanku terhadapnya. Sejujurnya aku ingin dia tahu segala yang ada dalam hatiku. Segalanya yang ada dalam pikiranku. Saat aku memikirkannya. Aku ingin dia tahu segalanya. Tapi kami akan segera berpisah karena dia sudah kelas XII dan sebentar lagi menerima surat kelulusan. Seandainnya dia tahu sejujurnya aku tidak rela berpisah dengannya. Aku tidak punya lagi satu motivasi untuk berada lama disekolah. Aku hanya ingin dia tahu bahwa sejak pertama kali aku bertemu dengannya hatiku dan semua yang aku pikirkan tentang hal yang lain seakan semuanya itu bukan berada dalam benakku. Bukan aku yang memikirkan. Seakan semuanya itu telah tersedot karena melihat parasmu. Jujur. Begitulah perasaanku ketika aku melihatmu. Ketika aku berpapasan denganmu. Ketika aku melihatmu berjalan pergi ke musholla untuk sholat duha. Penampilanmu yang sederhana itu seperti suatu charisma yang terus bersinar. Yang terus menyedotku masuk dalam seberkas cahaya yang kau pancarkan. Aku tidak peduli kau sebenarnya siapa. Karena aku bersyukur saat ini aku diberi sesuatu dari sang kuasa yang sangat indah. Yang apabila aku tolak aku sangat merugi. Yang membuatku selalu bisa melihat dunia yang fana ini dari sisi subyektif yang lain. Yang membuatku tahu tidak segalanya itu buruk. Yang membuatku lebih banyak bersyukur. Yang membuatku lebih banyak tersenyum. Yang membuatku sedikit merasa gelisah ketika aku tidak melihatmu. Yang membuatku selalu terjaga dari malamku karena perilakumu yang selalu ingin sujud, bertemu yang kuasa. Yang membuatku lebih mengerti sedikit tentang sebuah makna. Yang membuatku sedikit suka akan romansa. Yang membuatku sedikit percaya bahwa kesedihan bukan akhir segalanya. Yang membuatku mengetahui arti sebuah kata. Yang sering membuatku takut akan perpisahan. Yang membuatku sedikit kabur dari dari keresahan. Yang membuatku sedikit ingin bercerita dengan semua teman tentang kamu. Yang membuatku tenggelam dalam suatu keceriaan. Yang membuatku sedikit percaya diri akan keputusasaan. Yang membuatku lebih kuat menghadapi cobaan. Yang membutku paham akan segala kebijaksanaan. Yang mebuat semua mengharu biru saat kau tidak ku lihat seperti biasanya. Yang membuatku selalu kaget dalam lamunanku. Yang mebuatku selalu bercermin. Mematut diriku. Harapku semoga kau melihat diriku. Yang membuatku bisa mengharap dari segala sudut pandangmu. Yang membuatku mematung. Dingin. Layaknya es yang baru saja dibekukan. Yang membuatku sepenuhnya sadar akan semua kegembiraan. Yang membuatku merintih karena kehalusan tatapanmu. Yang membuat pipiku memerah saat kau bicara. Yang membuatku ingin jatuh saat kau sunggingkan senyum pada temanmu. Aku hanya bisa demikian. Berdiam diri dalam duniaku. Mengagumimu dari kejauhan. Seakan semuanya menghalangiku saat aku ingin terus melihatmu. Seakan aku sedang dalam suasana perang yang mengharuskanku bertempur untuk mendengar ucapanmu. Memandang senyummu yang menawan. Berlebihan. Tidak. Tapi itulah yang aku rasakan saat semua yang aku alami saat melihatmu. Mendengarmu. Dan memperhatikanmu. Jujur. Aku sudah mengalami suatu percepatan reksi yang tidak berbatas. Sekali lagi aku hanya ingin menjelaskan isi hatiku. Isi pikiranku. Aku tidak ingin membohongi dirisku sendiri. Tapi aku memang mengalami kenyataan ini. Tapi aku terlalu malu mengakui kepada dirinya. Betapa bahagianya saat aku melihat, berpapasan, dan mendengar suaranya.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar