Selasa, 11 Oktober 2011

merasa terjajah.

Based from true story. author unknown. but you must read it. watch out: (Indonesia Languange)

saya hanya merasa bosan dengan aktifitas saya selama ini. yah, sebagai anak kuliahan yang rajin. pergi ngampus walaupun terkadang para dosen enggan menginjakkan kakinya kekampus untuk sedikit membagi ilmu dengan beberapa mahasiswanya. betapa tidak bertanggung jawabnya para pendidik seperti ini. yah, itulah yang saya alami sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di daerah saya. dan itulah tampang yang berdampak buruk bagi dunia pendidikan Indonesia. selain itu saya baru mengerti kalau kuliah itu bukan hanya untuk mendapatkan nilai IP yang baik (walaupun pada akhirnya para perusahaan2 atau instansi pemerintahan hanya memantok untuk memberi peluang bagi orang yang mempunyai nilai IP yang bagus, tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. percuma, itu hanya memberikan orang2 yang berperilaku seperti SAMPAH. nggak MUTU), tetapi juga untuk menanamkan karakter pribadi yang mempunyai defense yang kuat. dan saya akui saya masih belum mempunyai itu. saya masih merasa seperti orang kecil diantara para semut2 yang ukurannya sangat kecil. saya masih setipe dengan para pengecut2 yang hanya bisa diam tanpa bisa mengeluarkan aspirasinya. padahal saya sudah mahasiswa. tingkatnya jauh lebih tinggi daripada ababil2 yang masih mengalami krisis PD. tapi mereka lebih baik daripada saya. saya pikir saya hanyalah seorang pengecut yang tidak mampu mengambil arah padahal saya mempunyai tujuan yang jelas untuk masa depan saya. sebagai mahasiswa saya memang ingin cepat lulus dari perguruan tinggi. untuk apa saya belajar keras kalau ujung2nya hanya menjadi seorang MAPALA(mahasiswa paling lama kuliahnya). sebenarnya saya menyadari kalau saya mempunyai jiwa yang kritis. tapi untuk mengungkapkannya secara langusng, saya perlu berhati2 dalam ucapan saya. saya tidak ingin dilabeli sebagai mahasiswa tanpa tahu sopan santung. mengeluarkan kata2 sumpah serapah yang memang seharusnya tidak diucapkan. itu sangat memalukan. kita sebagai seorang yang mempunyai adab tidak seharusnya melakukan perilaku seperti itu. tidak lebih dari binatang yang tidak bisa berbicara untuk para jenis tertentu. yup, saya hanya merasa terjajah pada diri saya sendiri dan dari "penjajah" yang berkedok sebagai "teman baik", padahal kata terakhir itu hanya kamuflase belaka. saya mempunyai seorang teman. dia sudah saya anggap sebagai teman baik. yah, sudah seperjuangan lah dengan saya. mulai dari masa sulit, senang, kita lalui bersama. soulmate banget lah. dia seorang yang hanya ingin mendapatkan nilai baik tanpa memperdulikan sekitarnya. dia orang yang lumayan populer diantara kaka tingkat dikampus kami. seperti itulah dia. apa yang dia inginkan mungkin selalu terpenuhi. mungkin karena dia mempunyai karisma yang lumayan luar biasa. haha. pada saat melakukan studi lapangan kita disuruh melakukan reportasi. dia selalu mendapat reportase kaka tingkat yang terbaik. saya heran. apa yang dia lakukan dengan semudah itunya dia mendapatkan reportase dari kaka tingkat yang mempunyai tingkat kepintaran yang lebih daripada teman2nya. bukannya saya iri. tapi saya hanya tidak habis pikir. hanya itu saja. teman baik saya itu selalu berlagak "sok tahu" dengan apa2 yang terjadi disekitar kita. masalah kampus. masalah perkuliahan. semuanya. walaupun saya sudah tahu, saya tidak ingin seperti dia, dan saya hanya berlagak tidak tahu. karena saya tidak ingin apa yang saya ucapkan akan berbalik menimpa saya kalau ucapan saya itu tidak benar adanya. dan kalau itu terjadi, saya juga yang akan rugi pada akhirnya. padahal secara naif pun, saya tahu kalau dia itu berkata tidak sepenuhnya benar. dan dia sering berdiskusi dengan saya dan mengklaim apa yang saya tahu sebagai bagian dari dirinya. sangat memalukan. dia berpura2 tidak tahu dan menanyakan pada saya, dan betapa polosnya, saya hanya mengatakan apa yang saya tahu, dan setelah itu dia berkata persis dengan apa yang saya katakan. selain itu dia selalu meminta tolong pada saya apabila dia mengalami kesulitan. seperti membantu mengirimkan sesuatu melewati pesan singkat, padahal itu sangat mudah dilakukan. tidak perlu menunggu lama untuk mengirim itu. betapa kolotnya dia, padahal kita hidup di zaman yang penuh dengan kecanggihan teknologi. anda semua pasti tahu itu. dan betapa anehnya saya hanya bisa menurut, padahal dalam hati, saya sungguh enggan menolongnya. bukan karena apa. tapi dia pasti bisa melakukan hal kecil seperti ini. kenapa harus mengandalkan saya. memang saya apanya. saya tidak bisa berkata tidak dengan apa yang dilakukannya. seperti pengecut. itulah saya. merasa terjajah dengan kelakuan orang2 besar seperti ini. dan pada akhirnya saya hanya mendapat label dibelakang namanya. padahal saya tidak menyukai itu. saya merasa muak. tapi saya tidak dapat memecahkan masalah saya ini. saya kurang berani berpendapat. saya akui itu. saya masih belum mempunyai jiwa pemimpin yang selama ini dikoar2kan para penguasa di negeri ini. dan saya ingin mempertanyakan pada motivator yang selama ini disewa pada televisi2 swasta. apa yang harus saya lakukan?


how about you readers?? have you ever be SOMEONE like that?? what do you do then??

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar